Amrozi tidak langsung mati ketika ditembak…..

Amrozi berbeda dengan teman-temannya. Ia tidak langsung mati ketika para penembak jitu menembakkan senapan tepat di jantungnya.

Sungguh kasihan Amrozi ia harus menahan sakit selama 14 menit. arrr..khh ia kesakitan.

Amrozi setelah peluru menembus badannya ia jatuh ia kesakitan sambil berteriak Allahuakbar Allahuakbar berkali-kali sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Sponsor :

Anda ingin kaya sekaligus bermanfaat bagi orang banyak? Yuk bisnis bersama

.

PT.Pindad memproduksi amunisi Indonesia

Kawan-kawan di Pabrik Divisi Munisi Pindad, Sekitar 100.000 butir peluru, mortir, dan bom dengan berbagai kaliber dan ukuran diproduksi di sini setiap tahunnya.

Sebagian besar yang diproduksi adalah peluru kaliber 5,56 mm

Porsi produksi peluru kaliber 5,56 mm mencakup 75% dari total jumlah produksi. Peluru kaliber 5,56 mm merupakan peluru senapan serbu SS1 yang merupakan senjata organik TNI/Polri.

Selain untuk memenuhi kebutuhan peluru TNI/Polri, Pindad juga telah mengekspor peluru ke beberapa negara tetangga. Yang rutin adalah Singapura yang sudah beberapa tahun ini memesan hingga 10 juta butir peluru kaliber 5,56 mm. Selain itu Filipina dan Bangladesh juga tercatat sebagai pembeli setia.

PT Pindad juga telah mampu membuat aneka bom dan ranjau laut yang diisi bahan peledak hingga 750 kg. Yang paling baru adalah bom tajam untuk pesawat F-16. Namun sayangnya bom ini belum bisa dibeli dan digunakan oleh TNI AU karena keterbatasan dana.

Selain itu PT Pindad juga mengembangkan peluru yang bisa menembus pelat baja kemudian meledak dan mempunyai daya bakar. Peluru ini dipasangkan dengan senjata untuk sniper atau penembak jitu. Dengan demikian bukan hal sulit lagi untuk melumpuhkan panser lawan.